Info Sekolah
Sabtu, 18 Jan 2025
  • Selamat Datang di MA BIMA

KIP – September berkisah

Diterbitkan : Senin, 2 September 2024

Diawal bulan September, Kepala Madrasah Ustadz Ahmad Mansyur, M.Pd berbagi kisah tentang seekor kerbau yang malang. Kerbau tersebut baru saja menyelesaikan hari yang sangat melelahkan di ladang. Sepanjang hari, ia bekerja keras membajak tanah di bawah terik matahari. Tubuhnya terasa lelah, dan napasnya berat saat ia kembali ke kandang untuk beristirahat.

Saat kerbau itu berjalan menuju kandangnya, ia disambut oleh seekor anjing, teman setianya di peternakan. Anjing itu mengamati bagaimana kerbau tampak sangat lelah setelah seharian bekerja. Kerbau pun masuk ke kandang untuk beristirahat, sementara anjing duduk di dekatnya, menemani dalam diam.

Di tempat lain di peternakan, seekor kambing bertemu dengan temannya, seekor ayam. Kambing itu, mendengar kabar dari anjing tentang kerbau yang lelah, berkata kepada ayam bahwa kerbau tampaknya tidak senang lagi bekerja di bawah bos mereka dan ingin bekerja di tempat lain.

Ayam, yang mendengar kabar ini, merasa perlu memberitahu monyet, tangan kanan bos peternakan. Ayam memberitahu monyet bahwa kerbau ingin meninggalkan pekerjaan di ladang karena merasa tidak senang lagi bekerja dengan bos. Monyet mendengarkan kabar ini dengan serius, lalu pada malam harinya, saat makan malam bersama, monyet menyampaikan kabar ini kepada bos.

Bos, yang mendengar cerita dari monyet, menjadi sangat marah. Ia merasa dikhianati oleh kerbau yang selama ini diandalkannya untuk bekerja di ladang. Tanpa bertanya lebih lanjut kepada kerbau atau hewan-hewan lain di peternakan, bos memanggil kerbau dan memarahinya dengan keras. Ia menganggap kerbau berencana untuk meninggalkan peternakan dan bekerja di tempat lain.

Kerbau yang sebenarnya hanya merasa lelah dan ingin beristirahat sehari, tidak sempat menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Kemarahan bos sudah memuncak, dan tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk menyembelih kerbau itu sebagai pelajaran bagi hewan lain yang mungkin berpikir untuk memberontak.

Hewan-hewan lain di peternakan menyaksikan kejadian itu dengan perasaan takut dan cemas. Mereka belajar bahwa gosip dan kabar yang tidak benar dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berujung fatal, dan bahwa penting untuk memastikan kebenaran sebelum mengambil tindakan.

Cerita ini menunjukkan bagaimana kesalahpahaman dan penyebaran informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan konsekuensi yang tragis. Keputusan yang diambil tanpa mendengarkan atau klarifikasi dapat berakibat fatal.

Beliau juga menyampaikan tujuh penyakit hati yang sangat berbahaya dan harus kita hindari yakni:

1. *Riya’*: Melakukan amal atau ibadah semata-mata untuk mendapatkan pujian atau perhatian dari orang lain, bukan karena Allah. Ini menciptakan kebanggaan diri yang salah dan merusak niat ibadah.

2. *Sum’ah*: Melakukan amal dengan tujuan agar didengar dan dipuji oleh orang lain. Berbeda dengan riya’, sum’ah lebih fokus pada pujian verbal atau perhatian publik.

3. *Ujub*: Merasa kagum atau bangga terhadap diri sendiri atas kelebihan atau prestasi yang dimiliki. Ujub membuat seseorang merasa superior dan meremehkan orang lain.

4. *Bahr*: Merupakan sikap keras atau kasar terhadap orang lain, sering kali ditunjukkan dengan tindakan atau perkataan yang menyakitkan. Ini menunjukkan kurangnya empati dan kelemahlembutan.

5. *Ikhtiyal*: Sifat sombong atau berlagak megah, seringkali menunjukkan keangkuhan dalam tindakan atau penampilan. Ikhtiyal mencerminkan sikap meremehkan orang lain dan merasa lebih baik daripada mereka.

6. *Tasyahun*: Meremehkan atau merendahkan orang lain, biasanya melalui tindakan atau kata-kata yang menunjukkan bahwa mereka dianggap tidak penting atau inferior.

7. *Analiyun (Egois)*: Mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan orang lain atau peraturan yang berlaku, termasuk dalam konteks sosial atau sekolah. Ini menunjukkan kurangnya kepedulian terhadap kebutuhan dan hak orang lain.

8. *Syuhh*: Keserakahan atau keinginan yang sangat besar untuk harta atau kekayaan, seringkali membuat seseorang enggan berbagi dengan orang lain. Syuhh mencerminkan cinta yang berlebihan terhadap duniawi dan mengabaikan kepentingan orang lain.

Mengatasi penyakit hati ini memerlukan kesadaran diri, niat yang ikhlas, dan usaha untuk memperbaiki sikap dan perilaku sesuai dengan ajaran agama islam.

Pengumuman Lain

Diterbitkan : 16 Nov 2022

Batik, Warisan Tak Lekang Waktu

Diterbitkan : 17 Nov 2022

DUA DASAWARSA MABILINGUAL

Diterbitkan : 17 Nov 2022

KEBERHASILAN KONTIGEN

Recent Comments

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.

Pos Terbaru

UIN JAKARTA Sambang MA BIMA
3 bulan yang lalu
Mutaba’ah Walisantri Kelas X STE
3 bulan yang lalu
MATSAMA DAY 6
6 bulan yang lalu

Info Sekolah

MA BILINGUAL AL-AMANAH

NSPN : 20584599
JUNWANGI NO.43 C RT 09 RW 03 KRIAN SIDOARJO
TELEPON (031) 8983363
EMAIL mabilingualnew@gmail.com
WHATSAPP +62-81333171462