“Kartini di Pesantren”
Jum’at pagi, 21 April kegiatan Belajar Mengajar berjalan seperti biasanya. Tak ada yang spesial. Namun, menjelang bel pulang…tiba-tiba beberapa perwakilan santri yang tergabung dalam OSIS mengetuk pintu kantor utama.
“Assalamu’alaikum ustadzah, may we come in (boleh kami masuk)”. Setelah mendapat izin, mereka memasuki ruangan dan mulai mengucapkan selamat hari kartini dengan memberikan bunga kepada asatidzah.
Sederhana memang, namun yang terpenting adalah makna peringatan tersebut. Kartini, simbol wanita Indonesia yang mampu mengukir sejarah harum bersama tokoh wanita lain di jaman penjajahan. Bukan kesetaraan gender yang menjadi prioritas utama, lebih dari itu peringatan hari Kartini memberi pesan penting bahwa peranan seorang wanita dalam hal ini seorang ibu amatlah penting.
Pendidikan mendasar dari sebuah bangsa dimulai dari keluarga. Dan guru pertama yang berperan dalam memberikan sentuhan awal untuk generasi bangsa adalah ibu. Apa jadinya jika seorang ibu belum bahkan tidak memiliki ilmu dalam mendidik calon pemimpin bangsa. Itulah yang diperjuangkan Kartini. Karena bangsa yang berkualitas dan bermoral dimulai dari pendidikan keluarga yang bermutu dan sentuhan awal yang amat berharga hanya mampu diberikan oleh seorang ibu.
Terimakasih para santri…semoga kelak kalian mampu meneruskan perjuangan “Kartini” dan menjadi sosok ibu yang berilmu, berakhlaq, dan berkualitas. Didiklah putra/i kalian kelak dengan sentuhan yang didasari dengan ilmu dan kasih sayang.
Thanks for reading
Tinggalkan Komentar