Madrasahku punya cerita 4
Dalam kehidupan ini tidak semua harus disikapi dengan serius, tapi tentu tetap bijak dalam penyelesaiannya. Di Madrasahku ini tidak semua siswa ingin jadi guru bahkan Kyai, cita-cita mereka begitu banyak dan beraneka ragam, ada yang ingin jadi insinyur, ada yang ingin jadi dokter hingga ada yang ingin jadi seniman sejati. Sesuai dengan misi Madrasahku mencetak manusia menjadi “manusia utuh” bermanfaat bagi sesama dan solusi untuk problema yang ada, apapun profesi mereka yang jelas mereka harus berperan bagi keberlangsungan kehidupan ini.
Di Madrasahku seni sangat dijunjung tinggi, anak-anak yang mempunyai bakat kesenian kita layani secara khusus, bahkan ada jalur khusus bagi yang daftar ke Madrasahku lewat jalur prestasi kesenian. Segala puji bagi Allah, karena usaha dan prestasi anak-anak, tahun ini ada anak kami yang diterima beasiswa jalur khusus jurusan seni rupa di UNESA yang dulu bernama IKIP.
Perkenalkan ini adalah Ustadzah Eva Priandini, S.Pd. beliau mengampu bidang studi kesenian di Madrasahku, banyak inisiatif dan kreatifitas beliau yang menginspirasi putra dan putri kami, mulai dari tari hingga alat musik tradisional dari jawa barat bernamakan angklung. Seni bagi beliau seperti nafas, artinya tanpa seni hidup ini terasa hampa. Kalau hidup ini ibarat tumbuhan maka seni adalah kembangnya, akan terlihat lebih indah jika kita punya seni kehidupan ini, dan jika dikaitkan kata para leluhur kita “urip iku kudu dielmoni” hidup itu harus ada ilmunya. yah seni itu ilmunya, namanya seni kehidupan.
Semoga ada di antara anak-anak kami yang menjadi seniman yang Qur’ani, penerus Cak Nun, Gus Mus dan almarhum Gus Dur yang menjadi pelita cahaya di tengah gelapnya bumi kehidupan ini. Semoga.
Tinggalkan Komentar